Keputusan Bank sentral Amerika (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sepanjang tahun ini memicu dolar Amerika kian perkasa terhadap mata uang utama dunia.
Kondisi ini tercermin dari indeks dolar AS (DXY) yang mengalami tren naik hingga awal November 2022. Berdasarkan data Yahoo Finance, indeks dolar AS ditutup di level 111,48 pada perdagangan 1 November 2022. Angka tersebut naik sebesar 16,53% dibanding posisi akhir tahun lalu di 95,67.
Mata uang Jepang yen paling terdampak akibat kenaikan dolar AS. Sepanjang periode 3 Januari – 1 November 2022, mata uang yang memiliki kode JPY tersebut telah anjlok 29,27% ke level 148,74 per dolar AS.
Kemudian, mata uang Swedia krona juga terpuruk 21,79% ke level 11,02 per dolar AS. Kemudian mata uang Inggris poundsterling terkoreksi 15,04% ke level 1,1468 dolar AS, dan mata uang Uni Eropa euro juga merosot 12,71% ke posisi 0,9886 dolar AS. Bahkan, mata uang yang memiliki kode EUR ini turun hingga di bawah harga paritasnya (1).
Demikian pula mata uang Swiss franc melemah 8,76% ke posisi 0,9986 dolar AS, dan mata uang Kanada dolar juga turun 6,8% ke posisi 1,3611 per dolar AS.
Sebagai informasi, The Fed memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps ke kisaran 3,75-4% dalam FOMC meeting yang dilaksanakan pada 1-2 November 2022.
Kenaikan tersebut merupakan yang keenam kalinya sepanjang tahun ini hingga mencapai level tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Kebijakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps juga merupakan yang keempat kalinya secara beruntun.
Inflasi Amerika yang saat ini masih berada di level 8,2% (year on year/yoy) masih membuka ruang bagi The Fed untuk kembali menaikkan suku bunganya dalam pertemuan berikutnya. Sebab, inflasi saat ini masih jauh di atas target sebesar 2%.
(Baca: The Fed Kerek Suku Bunga 75 bps, Tertinggi dalam 14 Tahun Terakhir)