Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan luas panen padi diperkirakan mencapai 10,61 juta hektare (ha) pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 1,87% dibanding tahun sebelumnya hanya 10,41 ha seperti terlihat pada grafik.
Rinciannya, luas panen padi periode Januari-September 2022 sebesar 8,69 juta ha turun 0,08 juta ha (0,86%) dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, luas panen padi pada periode Oktober-Desember 2022 sebesar 1,91 juta ha, meningkat 0,27 juta ha (16,45%) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari luas panen padi 10,61 juta ha tersebut diperkirakan akan menghasilkan 55,67 juta gabah kering giling (GKG) sepanjang tahun ini. Dengan demikian, ada kenaikan seberat 1,25 juta ton GKG (2,31%) dibanding pada tahun lalu sebesar 54,42 juta ton GKG.
Dengan produksi padi 55,67 juta ton GKG ini ketika dikonversi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk menjadi 32,07 juta ton pada 2022. Angka itu mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton (2,29%) dari produksi beras tahun lalu seberat 31,36 juta ton.
Sebagai informasi, sejak 2018 BPS telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) yang sekarang telah digabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kemudian Kementerian Agraria, dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, serta Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan melakukan penyempurnaan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
Luas lahan baku sawah nasional yang digunakan untuk mengestimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 adalah sebesar 7.463.948 ha.
Adapun proses penghitungan produksi padi dan beras menggunakan metode yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data, yaitu luas panen (dalam hektar) menggunakan metode KSA dan untuk mengukur produktivitas (ton/ha) menggunakan metode ubinan berbasis subsegment KSA.
Dengan menggunaan metode tersebut didapat produksi padi (dalam ton) dalam bentuk padi (GKG) hingga dikonversi dalam bentuk beras untuk dikonsumsi pangan penduduk.
(Baca: Luas Panen Padi Nasional Susut 2,3% pada 2021)