Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terdapat 86 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 di atas rata-rata nasional yang saat ini tercatat 0,05 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu data per Minggu, 21 Agustus 2022.
(Baca: 10 Kabupaten/Kota dengan Jumlah Penduduk Meninggal Aglomerasi karena Covid-19 Terbanyak Nasional (Kamis, 18 Agustus 2022))
Jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 lima kabupaten/kota teratas dengan angka lebih dari 0,76 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, yaitu Fak Fak, Tanah Laut, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan Belitung Timur dengan masing-masing nilai 2,42 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 1,14 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 0,94 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 0,93 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu dan 0,76 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu.
Rekapitulasi data Covid nasional dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan, jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 sebagian besar kabupaten/kota di luar pulau Jawa mengalami penurunan. Kondisi jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 harian dengan angka lebih tinggi dari sebelumnya tercatat di dua kabupaten/kota dan 13 kabupaten/kota mencatatkan jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 lebih rendah.
(Baca: Jumlah Kasus Covid-19 Mingguan per 1 Juta Penduduk Indonesia Urutan Ke-25 di Asia)
Wilayah di luar Jawa dengan nilai jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 terbanyak beberapa di antaranya adalah Fak Fak, Tanah Laut dan Minahasa Selatan dengan masing-masing jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 yakni 2,42 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 1,14 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu dan 0,94 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu.
Meski penularan Covid-19 di sebagian wilayah telah turun, pemerintah mengimbau agar semua orang ikut mengurangi transmisi Covid-19 dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tak berkerumun dan mengurangi mobilitas turut berkontribusi menekan laju penularan virus corona.