Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terdapat 62 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 di atas rata-rata nasional yang saat ini tercatat 0,05 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu data per Kamis, 18 Agustus 2022.
(Baca: Jumlah Kasus Covid-19 Mingguan per 1 Juta Penduduk Indonesia Urutan Ke-25 di Asia)
Jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 lima kabupaten/kota teratas dengan angka lebih dari 0,93 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, yaitu Fak Fak, kota Banjarmasin, kota Banjarbaru, Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara dengan masing-masing nilai 2,42 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 1,11 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 1,07 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 0,94 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu dan 0,93 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu.
Rekapitulasi data Covid nasional dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan, jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 sebagian besar kabupaten/kota di luar pulau Jawa mengalami penurunan. Kondisi jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 harian dengan angka lebih tinggi dari sebelumnya tercatat di empat kabupaten/kota dan 13 kabupaten/kota mencatatkan jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena Covid-19 lebih rendah.
(Baca: 10 Kabupaten/Kota dengan Jumlah Penduduk Meninggal karena Covid-19 Terbanyak Nasional (Minggu, 14 Agustus 2022))
Wilayah di luar Jawa dengan nilai jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 terbanyak beberapa di antaranya adalah Fak Fak, kota Banjarmasin dan kota Banjarbaru dengan masing-masing jumlah penduduk meninggal aglomerasi karena covid-19 yakni 2,42 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu, 1,11 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu dan 1,07 jiwa per 100 ribu penduduk per minggu.
Meski penularan Covid-19 di sebagian wilayah telah turun, pemerintah mengimbau agar semua orang ikut mengurangi transmisi Covid-19 dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tak berkerumun dan mengurangi mobilitas turut berkontribusi menekan laju penularan virus corona.