Jepang merupakan salah satu negara yang akan dikunjungi Presiden Jokowi dalam agenda lawatannya ke Asia Timur pada Juli 2022.
Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Khisida dan kalangan pelaku bisnis setempat pada Rabu (27/7/2022).
Dalam tiga dekade belakangan, yakni sejak 1989, Indonesia belum pernah mencatatkan defisit dagang dengan Jepang.
UN Comtrade mencatat perdagangan Indonesia dengan Jepang mencapai level tertingginya senilai US$53,15 miliar pada 2011.
Setelah itu tren perdagangan menurun hingga ke level terendahnya US$24,34 miliar pada 2020, seiring dengan awal terjadinya pandemi Covid-19, namun Indonesia tetap mencatatkan surplus.
Adapun surplus neraca perdagangan Indonesia-Jepang mencapai level tertingginya senilai US$17,1 miliar pada 2007. Sedangkan level terendah surplusnya senilai US$341 juta pada 2019.
Kemudian pada 2021 nilai perdagangan kedua negara mencapai US$32,67 miliar atau setara Rp464 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat). Nilai tersebut meningkat 33,54% dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2021 ekspor Indonesia ke Negeri Matahari Terbit itu mencapai US$17,86 miliar, sedangan ekspor Jepang ke Indonesia senilai US$14,64 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia dengan Jepang mencatat surplus US$3,21 miliar pada tahun lalu.
(Baca: BPS: 94,13% Nilai Ekspor RI Berasal dari Nonmigas pada Juni 2022)