Indonesia membukukan defisit perdagangan barang dengan Rusia pada empat bulan pertama 2022, menyusul perang antara negara Eropa timur itu dengan Ukraina, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS melaporkan bahwa Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan Rusia sebesar US$217,2 juta pada periode Januari–April. Defisit ini membalikkan surplus US$48,3 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada akhir Februari, Rusia menginvasi Ukraina dan menyerang negara tersebut dengan misil dan serangan udara. Perang ini telah menimbulkan puluhan ribu korban dan mengganggu pasokan komoditas kunci, seperti gandum.
"Ini memperlihatkan bahwa konflik Russia-Ukraina merugikan kita, terlihat bahwa neraca perdagangannya empat bulan terakhir ini kita defisit dengan kedua negara, dibandingkan tahun lalu kita masih dapat surplus dari Ukraina (dan) Rusia," kata kepala BPS Margo Yuwono.
Berdasarkan data BPS pada bulan Maret 2022, mengekspor utama Indonesia ke Rusia, antara lain lemak dan minyak hewan atau minyak nabati, karet dan barang dari karet, serta mesin atau peralatan listrik ke Rusia. Sementara impor utama Indonesia ke Rusia, antara lain besi dan baja, pupuk, dan bahan bakar mineral.
(Baca: Ekspor RI ke Rusia Turun, tapi Impornya Naik pada Maret 2022)