Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI secara konsolidasian mencapai Rp3,97 triliun pada kuartal I 2022.
Capaian tersebut melesat 66% (year-on-year/yoy) dari kuartal I 2021 yang sebesar Rp2,39 triliun.
Laba bersih per saham dari emiten berkode BBNI ini juga melonjak 66,4% (yoy) menjadi Rp213 per saham pada kuartal I 2022, dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp128 per saham.
Pertumbuhan laba tersebut salah satunya ditopang oleh aset perseroan yang tumbuh 8% (yoy) menjadi Rp931,9 triliun per 31 Maret 2022. Kredit yang diberikan juga tumbuh 5,7% menjadi Rp591,6 triliun pada periode sama.
Ekuitas bank pelat merah ini juga tumbuh 9,4% (yoy) menjadi Rp 123,57 triliun per 31 Maret 2022, sementara liabilitas bank meningkat 7,85% menjadi Rp808,4 triliun.
Berdasarkan laporan perseroan, pendapatan bunga tercatat turun sebesar 1,53% (yoy), yaitu dari Rp12,36 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp12,17 triliun per kuartal I 2022.
Beban bunga juga ikut menyusut 1% (yoy) menjadi Rp2,94 triliun per kuartal I 2022. Alhasil, pendapatan bunga bersih menurun 2% (yoy) menjadi Rp9,4 triliun.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kotor Bank BNI tercatat turun menjadi 3,46% per 31 Maret 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,12%.
Sedangkan, rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) meningkat menjadi 19,29% pada akhir Maret 2022 dibanding akhir Maret tahun sebelumnya hanya 18,07%.
Adapun jika dilihat trennya, laba bersih Bank BNI per kuartal I menunjukkan tren yang fluktuatif dalam lima tahun terakhir.
Pada kuartal I 2018 hingga 2020, laba bersih bank terus naik namun sempat turun 43,2% pada 2021, kemudian menguat lagi pada 2022.
(Baca Juga: Laba Bank BNI Melonjak 3 Kali Lipat Menjadi Rp 10,9 Triliun pada 2021)