Masyarakat ternyata mempertimbangkan ketersediaan dan biaya energi sebelum menggunakan sumber energi tertentu. Hal tersebut tergambar dalam survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap energi terbarukan.
Mayoritas responden (64,8%) menyatakan bahwa ketersediaan atau kemudahan memperoleh energi tertentu menjadi faktor utama. Sementara responden yang mempertimbangkan biaya untuk mengonsumsi energi sebanyak 60,8%.
Faktor berikutnya yang menjadi pertimbangan responden sebelum menggunakan sumber energi tertentu, yaitu kesesuaian dengan peralatan yang dimiliki (45,2%), lalu kepraktisan penggunaan (36,1%), kualitas (29,6%), dan dampaknya pada lingkungan (29,1%).
Survei ini juga menemukan bahwa 50,3% responden menyatakan bersedia membayar lebih mahal untuk menggunakan energi terbarukan.
Dari jumlah responden yang bersedia membayar lebih mahal, 55,9% di antaranya beralasan ingin berkontribusi agar sumber energi terbarukan terus dikembangkan, 50,3% beralasan karena energi terbarukan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Survei dilakukan pada 26 Februari - 6 Maret 2022 dan melibatkan 4.821 responden berusia di atas 18 tahun di seluruh wilayah Indonesia. Metode survei yang digunakan adalah survei daring dengan non-probability sampling.
(Baca Selengkapnya: Bisa Gantikan Solar, Ini Proyeksi Produksi Biodiesel RI Tahun 2022)