Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan Indeks Harga konsumen (IHK) atau tingkat inflasi di AS melonjak di periode Maret 2022. Indeks harga konsumen melonjak 1,2 persen pada Maret setelah naik 0,8 persen pada periode bulan Februari.
Jika dibandingkan dengan Maret 2021, inflasi Amerika Serikat melonjak 8,5% (year on year/YoY). Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak 1981 dipicu oleh naiknya harga minyak dampak dari serangan Rusia terhadap Ukraina di tengah minimnya pasokan, serta meningkatnya permintaan seperti yang dilansir New York Times (12/4/2022).
Kenaikan harga-harga terasa sangat menyakitkan bagi rumah tangga di Amerika, terutama mereka yang memiliki pendapatan rendah dan pendapatannya habis untuk memenuhi kebutuhan.
Namun demikian, sinyal gejolak kenaikan harga pangan dan bahan bakar sedikit melambat dari Februari 2022 karena harga mobil bekas mulai turun.
Beberapa ekonom mengatakan bahwa Maret menjadi titik tertinggi inflasi secara keseluruhan. Namun, ada kemungkinan beberapa harga kebutuhan pokok akan mengalami penurunan dalam beberapa bulan mendatang. Harga bensin rerata turun US$ 4,1 per galon pada Selasa (12/4/2022), turun dari puncaknya US$4,33 pada Maret.
Adapun, inflasi bahan pangan pada Maret 2022 naik 1% (m-to-m) atau 8,8% (YoY). Inflasi energi naik 11,0% (m-to-m) atau 32,0% (YoY). Sedangkan inflasi umum tanpa makanan dan bahan bakar meningkat 0,3% (m-to-m) atau 6,5% (YoY).
“Data-data tersebut memberikan sinyal akan adanya penurunan dari puncaknya,” kata Gregory Daco, kepala ekonom di konsultan strategi Ernst & Young, EY-Parthenon. Namun, yang perlu di lihat apakan kenaikan harga (non makanan dan bahan bakar/inflasi inti) akan melambat di bulan-bulan mendatang.
(Baca: Ngeri! Inflasi Komoditas Energi Amerika Serikat Capai 37,9% (YoY) pada Februari 2022)