Mayoritas warga Rusia memandang Amerika Serikat (AS) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) sebagai penyebab konflik Rusia-Ukraina.
Hal ini ditemukan dalam laporan badan survei independen Rusia, Yuri Levada Analytical Center.
Yuri Levada Analytical Center menggelar survei wawancara tatap muka terhadap sekitar 1.600 warga Rusia selama periode 25 November-1 Desember 2021. Seluruh respondennya sudah berusia di atas 18 tahun dan tersebar di 50 negara bagian Rusia.
Hasil survei menunjukkan bahwa 50% responden menganggap AS dan negara-negara anggota NATO adalah penyebab utama konflik Rusia-Ukraina.
Sebanyak 16% responden menganggap konflik tersebut disebabkan oleh pihak Ukraina, sedangkan 6% responden memandang biang masalahnya adalah kelompok separatis Donetsk dan Luhansk.
Hanya ada 4% responden yang memandang konflik geopolitik ini disebabkan oleh pihak Rusia. Sedangkan 11% lainnya menyebut konflik terjadi karena berbagai pihak, 15% merasa tidak bisa menjawab, dan lain-lainnya 2%.
Jika dirunut ke belakang, konflik Rusia-Ukraina memang memiliki akar sejarah yang panjang. Sejak awal 1990-an, dua negara pecahan Uni Soviet ini telah berkali-kali mengalami gesekan terkait pandangan ekonomi dan politik yang berbeda.
Rusia ingin mengembalikan solidaritas negara-negara pecahan Uni Soviet, sementara Ukraina memilih mendekat ke negara-negara Barat.
(Baca Juga: Penangkapan Jurnalis di Rusia Terus Meningkat sejak 2014)