Tidak semua badan usaha milik negara (BUMN) mampu mencetak laba setiap tahunnya. Beberapa BUMN bahkan mengalami kerugian dalam beberapa tahun sehingga saldo ruginya menggunung.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki saldo rugi terbesar, yakni senilai Rp 41,5 triliun pada 2020. Saldo rugi perusahaan asuransi milik pemerintah tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan BUMN lainnya.
BUMN dengan saldo rugi terbesar berikutnya adalah PT Garuda Indonesi (Persero) Tbk mencapai Rp 32,85 triliun. Diikuti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan saldo rugi Rp 29,54 triliun, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan saldo rugi Rp 18,33 triliun, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan saldo rugi Rp 15,19 triliun.
Kemudian, PT ASABRI (Persero) yang memiliki total kerugian Rp 11,53 triliun. Setelahnya ada PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) dengan saldo rugi Rp 8,78 triliun, Perum Bulog dengan saldo rugi Rp 4,02 triliun, serta PT PAL Indonesia (Persero) dan PT PANN (Persero) masing-masing memilki saldo rugi Rp 3,78 teriliun dan Rp 3,54 triliun.
Hingga akhir 2020, terdapat 43 BUMN yang mencatat saldo rugi. Dengan rincian, ada 37 BUMN Persero yan memiliki saldo rugi dan terdapat 6 BUMN Perum yang mencatat saldo rugi.
(baca: Inilah 13 BUMN dengan Modal Negatif pada 2020)