Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, mayoritas atau 82,78% rumah tangga Indonesia menggunakan bahan bakar gas elpiji untuk memasak pada 2021. Persentase itu menjadi yang terbesar dibandingkan penggunaan bahan bakar lainnya.
Persentase rumah tangga Indonesia yang menggunakan gas elpiji untuk memasak di perkotaan lebih besar dari perdesaan. Tercatat, sebanyak 88,93% rumah tangga di daerah perkotaan menggunakan gas elpiji untuk memasak, sementara rumah tangga di daerah perdesaan sebanyak 74,68%.
Provinsi dengan persentase rumah tangga yang menggunakan gas elpiji untuk memasak tertinggi adalah Sumatera Selatan, yakni sebanyak 92,40%. Sementara yang terendah berada di Nusa Tenggara Timur, yakni hanya 1,40%. Itu karena mayoritas atau 69,28% rumah tangga di provinsi tersebut menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Rumah tangga Indonesia yang mengguanakan kayu bakar untuk memasak sebanyak 11,76%. Kemudian, masih ada 2,78% rumah tangga Indonesia yang menggunakan minyak tanah untuk memasak.
Sebanyak 0,76% rumah tangga Indonesia menggunakan listrik untuk memasak. Adapun, gas kota/biogas digunakan oleh 0,58% rumah tangga Indonesia untuk memasak.
Selanjutnya, 0,08% rumah tangga Indonesia menggunakan briket/arang untuk memasak. Terakhir, sebanyak 0,03% rumah tangga Indonesia menggunakan bahan bakar lainnya. Sementara, 1,23% rumah tangga Indonesia tidak memasak di rumah.
(Baca: Sebagian Besar Masyarakat Indonesia Minum Air Isi Ulang pada 2020)