Laporan perusahaan konsultan McKinsey & Company menunjukkan, kekayaan bersih dunia naik menjadi US$ 514 triliun pada 2020, dari US$ 156 triliun pada 2000. Mayoritas atau 68% kekayaan bersih global disimpan dalam bentuk real estate pada tahun lalu.
Penyimpanan kekayaan real estate terbesar dalam bentuk tanah, yaitu sebesar 35%. Kemudian, dalam bentuk tempat tinggal 21% dan bangunan bukan tempat tinggal 11%.
Sementara, sebanyak 17% kekayaan disimpan dalam bentuk aset tetap (tidak termasuk bangunan dan tidak berwujud). Di antaranya terdiri dari infrastruktur 11% dan mesin dan peralatan sebesar 6%.
Kemudian, sebanyak 8% kekayaan disimpan dalam bentuk inventaris. Lalu, non-produksi (tidak termasuk tanah) sebesar 4%, terdiri dari cadangan mineral serta energi dan aset tidak diproduksi lainnya masing-masing 2%.
Lalu, aset tak berwujud seperti kekayaan intelektual dan paten sebesar 4%. Adapun aset keuangan tidak dihitung dalam perhitungan kekayaan global karena secara efektif diimbangi dengan kewajiban.
Menurut laporan McKinsey, melonjaknya kekayaan bersih selama dua dekade terakhir melampaui peningkatan produk domestik bruto (PDB) global. Kekayaan global makin meningkat berkat kenaikan harga properti yang disokong oleh penurunan suku bunga.
(Baca: Geser AS, Tiongkok Jadi Negara Terkaya di Dunia)