Pengeluaran konsumsi masyarakat DKI Jakarta tumbuh paling kencang dibandingkan dengan provinsi lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran konsumsi rumah tangga di ibu kota tumbuh 4,57% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 266,2 triliun pada kuartal III-2021.
Konsumsi rumah tangga DKI berkontribusi sebesar 61,51% terhadap produk domestik reginal bruto (PDRB). Kontribusi komponen tersebut paling besar dibandingkan yang lainnya, seperti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 34,72% dan pengeluaran pemerintah 17,72%.
Provinsi dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi berikutnya adalah Kalimantan Utara, yakni 3,93% (yoy) pada kuartal III tahun ini. Diikuti Kepulauan Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat masing-masing sebesar 3,51% (yoy) dan 3,49% (yoy).
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Sumatera utara mencapai 3,26% pada Juli-September 2021. Lalu, konsumsi rumah tangga di Aceh dan Sumatera Barang masing-masing tumbuh 3,04% (yoy) dan 3,02% (yoy).
Konsumsi rumah tangga di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan 2,86% (yoy). Sementara, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Riau sebesar 2,74% (yoy).
Secara nasional, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03% (yoy) pada kuartal III-2021. Komponen pengeluaran rumah tangga untuk restoran dan hotel mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 2,48% (yoy). Posisinya diikuti konsumsi rumah tangga untuk kesehatan dan pendidikan yang tumbuh 2,44% (yoy).
Sementara, konsumsi rumah tangga untuk pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya terkontraksi 0,46% (yoy). Di atasnya ada konsumsi rumah tangga untuk transportasi dan komunikasi yang menurun 0,21% (yoy).
(Baca: Konsumsi Masyarakat untuk Hotel dan Restoran Tumbuh Tertinggi pada Kuartal III-2021)