Indikator: Penggundulan Hutan Dinilai Paling Berpengaruh Terhadap Perubahan Iklim

Demografi
1
Vika Azkiya Dihni 28/10/2021 10:30 WIB
Penyumbang Terbesar Perubahan Iklim
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Kalangan Milenial dan Generasi Z menilai penggundulan hutan penyumbang terbesar perubahan iklim. Itu berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia bersama dengan Yayasan Indonesia Cerah tentang persepsi pemilih pemula dan muda (Generasi Z dan Milenial) atas permasalahan krisis iklim di Indonesia. 

Dari hasil survei itu, penggundulan hutan mendapatkan skor tertinggi sebesar 1,278% dari responden Generasi Z dan Milenial. Selain itu, sektor industri ekonomi juga dinilai sebagai penyumbang terbesar yang berpengaruh terhadap perubahan iklim dengan skor 0,786%. Disusul penggunaan plastik sekali pakai sehari-hari dan industri penebangan hutan/kayu dengan skor masing-masing sebsar 0,742% dan 0,652%.

Faktor yang dinilai berpengaruh sebagai penyumbang perubahan iklim selanjutnya, yaitu kendaraan berbahan bakar solar/diesel dengan skor 0,408%, sektor ekonomi pertanian 0,385%, emisi atau gas buang dari kendaraan ukuran besar seperti truk dengan skor 0,372%, dan emisi atau gas buang dari mobil juga dinilai berpengaruh terhadap perubahan iklim dengan skor 0,319%.

Survei tersebut dinilai berdasarkan hasil skor berkisar antara 0-3, yang merupakan nilai rata-rata dari peringkat. Peringkat 1 diberikan skor 3, Peringkat 2 diberikan skor 2, Peringkat 3 diberikan skor 1, dan di luar peringkat 1 sampai 3 diberikan skor 0, tidak menjawa/tidak mengerti pertanyaan di kosongkan.

Adapun, survei dilakukan pada 9-16 September 2021 dengan melibatkan 4.020 responden yang terdiri 3.216 responden usia 17-26 tahun (Generasi Z) dan 804 responden usia 27-35 tahun (Generasi Milenial) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Penarikan sampel menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,7% pada tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: 66% Warga Rela Bayar Pajak Atasi Krisis Iklim)

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua