Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan luas areal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Indonesia mengalami penurunan. Hingga 31 Juli tahun ini, areal karhutla seluas 160.104 Ha, sementara pada periode yang sama tahun lalu areal karhutla mencapai 296.942 Ha. Artinya, luas area karhutla mengalami penurunan 85,46%.
Kendati demikian, KLHK bersama para pihak tetap mewaspadai terjadinya peningkatan karhutla pada musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober 2021 dengan melakukan upaya pencegahan karhutla. Sampai dengan 27 Agustus tahun ini, Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla dilaksanakan di wilayah rawan karhutla sebanyak 219 posko desa dengan menjangkau 621 desa di sekitar posko desa.
Secara rinci, jumlah posko yang telah dilakukan Patroli Terpadu meliputi Sumatera Utara sebanyak 17 lokasi, Riau sebanyak 55 lokasi, Kepulauan Riau sebanyak 2 lokasi, Jambi sebanyak 25 lokasi, Sumatera Selatan sebanyak 34 lokasi, Kalimantan Barat sebanyak 29 lokasi, Kalimantan Tengah sebanyak 26 lokasi, Kalimantan Selatan sebanyak 18 lokasi, dan Kalimantan Timur sebanyak 13 lokasi.
Dilihat dari provinsi, luas karhutla hingga Juli tahun ini paling besar terjadi di Nusa Tenggara Timur mencapai 63.270 Ha. Kemudian Nusa Tenggara Barat dengan luas karhutla mencapai 33.521 Ha.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanti mengatakan pada tahun ini bencana karhutla juga terjadi di Amerika Serikat dengan luas karhutla mencapai 3,5 juta Ha, Rusia 1,5 juta Ha, Kanada 580 ribu Ga, Bolivia 150 ribu Ha, Turki 95 ribu Ha, Yunani 56,6 ribu Ha, dan Italia 20 ribu Ha.
(baca : Kebakaran Hutan dan Lahan RI Turun 81% pada 2020)