Pandemi Covid-19 meningkatkan kerugian akibat penanganan pelanggaran data (data breach) yang terjadi di dunia. Laporan IBM Security menunjukkan, rata-rata total biaya yang ditimbulkan akibat adanya pelanggaran data pada 2021 merupakan yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Tercatat, biaya yang dikeluarkan mencapai US$ 4,24 juta, naik 9,8% dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar US$ 3,86 juta.
Pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dari periode 2019 ke 2020 yang hanya sebesar 1,5%. Adapun, kenaikan dari biaya pelanggaran data sebesar 11,9% sejak 2015 dengan jumlah kerugian sebesar US$ 3,79 juta.
Sistem pelayanan kesehatan (healthcare) menjadi industri yang tercatat mengalami kerugian tertinggi di antara industri lainnya. Total biaya rata-rata akibat pelanggaran data di health care mencapai US$ 9,23 juta pada 2021, naik 29,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 7,13 juta.
Kemudian disusul sektor keuangan sebesar US$ 5,72 juta. Kendati demikian, biaya yang ditimbulkan menurun 2,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 5,85 juta.
Laporan tersebut melibatkan 537 organisasi yang tersebar di 17 negara dan 17 industri.
(Baca: Ratusan Juta Data Perusahaan Global Bocor Sepanjang 2020)