Nilai dollar Amerika Serikat (AS) yang terdepresiasi terhadap mata uang utama dunia mampu dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat mendekati level Rp 14.000 per dollar AS. Penguatan ini langsung direspon oleh para pelaku pasar surat utang yang kembali memburu obligasi. Alhasil, harga-harga obligasi, baik pemerintah maupun korporasi kembali bergerak naik, meski imbal hasil (yield) masih bergerak negatif.
Dari laman Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indeks Obligasi Komposit Indonesia (INDOBeX Composite Bond Index/ICBI) ditutup kembali naik 0,7501 poin (0,23%) ke level 327,9267 pada perdagangan, Selasa, 31 Agustus 2021. Kenaikan ICBI ini merupakan yang kedua kalinya pada pekan ini.
Rinciannya, Indeks Komposit Harga Bersih (INDOBeX Composite Clean Price) ditutup naik 0,2598 poin (0,21%) menjadi 121,2919. Sementara Indeks Komposit Yield Efektif (INDOBeX Effective Yield) turun 0,0309 poin (0,53%) menjadi 5,8135.
Sementara itu, Indeks Obligasi Pemerintah Total Keuntungan (INDOBeX Government Total Return) ditutup naik 0,7771 poin (0,24%) ke level 321,6718. Demikian pula Indeks Obligasi Korporasi Total Keuntungan (INDOBeX Corporate Total Return) juga naik 0,2026 poin (0,06%) ke posisi 357,2786.
Mengutip laman Bloomberg, nilai tukar rupiah kembali perkasa ditutup naik Rp 102,5 (0,71%) ke level 14.267,5/dollar AS. Gubernur The Federal Reserve/The Fed (bank sentral AS), Jerome Powel, yang tidak memberikan batas waktu yang jelas untuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga direspon positif oleh para pelaku pasar.
Dollar AS tertekan terhadap mata uang utama dunia di mana indeks dolar AS (DXY) terkoreksi 0,132 poin (0,14%) ke level 92,521 (hingga pukul 17: 21 WIB). Rupiah pun kembali perkasa terhadap dolar AS mendekati level Rp 14.000 per dollar AS.
Dengan menguatnya rupiah, maka investasi obligasi di Indonesia akan semakin menarik imbal hasilnya. Sebagai perbandingan, imbal hasil obligasi pemerintah acuan seri FR0087 (tenor 10 tahun) imbal hasilnya sebesar 6,04%/tahun. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS (tenor 10 tahun) hanya 1,28% per tahun.
Demikian pula dengan obligasi pemerintah Inggris (tenor 10 tahun) hanya 0,66% per tahun. Bahkan, imbal hasil obligasi pemerintah lainnya bunganya negatif, alias rugi jika berinvestasi di surat utang.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini ditutup naik tipis 5,4 poin (0,09%) ke level 6.150,3.