Indonesia duduk di posisi tiga sebagai importir senjata terbesar di Asia Tenggara pada 2016-2020, sebagaimana tertulis dalam laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Nilai impor senjata Indonesia mencapai 2,4 miliar SIPRI TIV atau 1,7% dari total impor di dunia dalam lima tahun terakhir.
Vietnam menempati posisi puncak sebagai importir senjata terbesar di Asia Tenggara dengan nilai impor mencapai 2,5 miliar SIPRI TIV atau 1,8% dari total impor di dunia pada 2016-2020. Di urutan kedua ada Singapura dengan nilai impor sebesar 2,4 miliar SIPRI TIV atau 1,7% dari total impor global.
Di bawah Indonesia ada Thailand dan Filipina yang proporsi impor senjatanya sebesar 1,2% dan 0,8% pada periode 2016-2020. Nilai impor keduanya tercatat 1,7 miliar SIPRI TIV dan 1,1 miliar SIPRI TIV.
(Baca: India Jadi Importir Senjata Terbesar Dunia pada 2020)
SIPRI menggunakan nilai tren indikator (Trend Indicator Value/TIV) sebagai satuan sistem harga untuk mengukur volume pengiriman senjata dan komponen. TIV didasarkan pada biaya produksi unit yang diketahui dari satu set senjata inti dan dimaksudkan mewakili transfer sumber daya militer ketimbang nilai finansialnya.