Beberapa ahli epidemiologi, Iwan Ariawan dan tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) membuat beberapa estimasi terkait Covid-19. Dalam kajiannya, jumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit berkisar ratusan ribu hingga jutaan jiwa pada hari ke-70 (pertengahan Mei). Estimasi tersebut berdasarkan langkah yang dilakukan pemerintah.
Asumsi pertama timbulnya penyakit Covid-19 terjadi pada awal Februari 2020. Tindakan intervensi pemerintah dilakukan dua bulan setelah kemunculan penyakit pertama. Dalam penelitian ini, pasien yang perlu dirawat adalah yang mengalami pneumonia, butuh perawatan ICU, dan yang berisiko besar meninggal.
Iwan menyarankan agar semua orang bersiap akan kemungkinan terburuk dari penyebaran wabah Covid-19. Tim memprediksi, tanpa intervensi dari pemerintah, maka akan terjadi lonjakan pasien hingga 2,5 juta jiwa. Menurut Iwan, saat ini pemerintah masih dalam tahap intervensi rendah, yakni pembatasan sosial, sehingga diprediksi pada pertengahan Mei ada 1,8 juta jiwa yang dirawat intensif di rumah sakit.
Intervensi sedang berarti melakukan tes massal dalam cakupan rendah, serta pembatasan sosial. Tim memprediksi, terdapat 1,2 juta jiwa yang akan dirawat di rumah sakit. Adanya intervensi tinggi, pemberlakuan karantina wilayah dan tes massal, setidaknya hanya 600.000 jiwa yang akan dirawat intensif.
[Baca: Perkembangan Terkini Kasus Corona di Indonesia (Selasa, 31/3)]