Perekonomian Papua menurut besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2018 sebesar Rp 56,58 triliun dan secara akumulasi untuk periode Januari-September mencapai Rp 163,9 triliun. Sementara atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp 42,92 triliun, tapi jika tanpa pertambangan dan penggalian hanya sebesar Rp 22,97 triliun.
Ekonomi Papua pada triwulan III 2018 menurut PDRB atas dasar harga konstan 2010 tumbuh 1,32% dibanding triwulan sebelumnya (QoQ) dan juga tumbuh 6,76% dibanding triwulan III tahun sebelumnya (YoY). Provinsi paling timur Indonesia tersebut pertumbuhan ekonominya bergerak cukup fluktuatif seperti pada grafik di bawah ini. Perekonomian Papua mengalami pertumbuhan secara beruntun dalam sembilan triwulan terakhir. Tertinggi dicatat pada triwulan I 2018 dengan pertumbuhan lebih dari 26% dibanding triwulan I 2017. Sementara pertumbuhan terendah dicatat pada triwulan I 2016, yakni hanya 3,72%.
Guna meningkatkan perekonomian Papua, Presiden Joko Widodo membangun infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara di provinsi dengan ibu kota Jayapura tersebut. Selain agar bisa menjadi daya ungkit bagi perekonomian masyarakat setempat, pembangunan infrastruktur di Papua bertujuan untuk mengejar ketertingggalan dari daerah lain. Sayangnya, pada saat pemerintah gencar melaksanakan membangun di Papua justru terjadi penembakan terhadap 31 pekerja yang sedang membangun jembatan di Kabupaten Nduga oleh kelompok bersenjata.
(Baca Databoks: Seperempat Penduduk Papua Di Bawah Garis Kemiskinan)