Perempuan Asia Tenggara dalam Industri Riset dan Pengembangan Sains

Ketenagakerjaan
27/08/2018 16:04 WIB
Persentase Partisipasi Perempuan Asia Tenggara di Bidang R&D STEM (2015)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Secara global, partisipasi perempuan dalam Riset dan Pengembangan (R&D) bidang STEM masih minim. Pada Juni 2018, unit statistik UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) merilis data mengenai partisipasi perempuan R&D STEM. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase partisipasi perempuan dalam R&D STEM dalam skala global berada pada angka 29 persen. Riset dan Pengembangan STEM yang dimaksud mengacu kepada perempuan profesional yang terlibat dalam membentuk konsep, teori, model, instrumen teknik, perangkat lunak, hingga metode operasional.

Untuk kawasan Asia Tenggara, persentase keterlibatan perempuan dalam bidang R&D berada dalam angka 43,25%. Indonesia sendiri berada dalam angka 30,6%. Apabila diurutkan di antara negara Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-7 (Laporan UNESCO ‘Women in Science’, Juni 2018). Meski demikian, partisipasi perempuan Indonesia dalam pendidikan STEM terbilang tinggi. Bahkan, pada beberapa bidang perempuan mendominasi hingga lebih dari 80 persen untuk jurusan Biologi dan Farmasi.

Sayangnya, jumlah partisipasi perempuan Indonesia merosot saat masuk ke dunia kerja. Di industri STEM hanya dua dari 10 perempuan memilih berkarir secara profesional dan hanya tiga dari 10 perempuan yang menjadi peneliti di bidang STEM.

Masih dalam konteks Asia Tenggara, UNESCO Bangkok turut melakukan riset terkait partisipasi wanita dalam Riset dan Pengembangan STEM. Menurut laporan tersebut masa depan perempuan dalam bidang STEM sudah dapat terlihat sejak masa sekolah.  Dengan demikian, partisipasi perempuan dalam bidang STEM sejatinya harus dimulai sejak masa sekolah.  Di antaranya dengan memotivasi murid perempuan, memunculkan role model perempuan dalam bidang STEM, serta menambah pengajar dan periset perempuan dalam bidang STEM.

This article was produced in partnership with Investing in Women an initiative of the Australian Government that promotes women’s economic empowerment in South East Asia.

Data Populer
Lihat Semua