Berdasarkan data Bloombergnilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (5/6) ditransaksikan di level Rp 13.883 per dolar Amerika Serikat (AS), hingga pukul 12:40 WIB. Artinya nilai tukar rupiah berhasil menguat Rp 326 (2,29%) dari posisi terlemahnya sepanjang tahun ini di Rp 14.209/dolar AS. Dinaikkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 4,75% untuk sementara mampu meredam gejolak rupiah yang sebelumya sempat melemah hingga di atas Rp 14.000/dolar AS.
Adanya ketidakpastian di pasar finansial global seiring adanya potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) hingga tiga kali sampai akhir tahun memicu penguatan dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Imbasnya, rupiah dan mata uang regional lainnya melemah terhadap dolar AS. Membaiknya perekonomian Negeri Paman Sam membuat The menaikkan suku bunga acuannya guna meredam inflasi.
Adanya peluang kenaikan suku bunga The Fed membuat pasar juga menginginkan kenaikan suku bunga rupiah yang sebelumnya mengalami penurunan hingga ke level terendahnya di 4,25%. Bank Indonesia merespon permintaan pasar tersebut dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reserve Repo Rate sebanyak dua kali dalam Rapat Dewan Gubernur pada Mei 2018 masing-masing sebesar 25 basis poin. Namun, dengan menaikkan suku bunga maka dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang. Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir ekonomi nasional tumbuh stagnan di sekitar 5%.