Di tengah stagnasi perekonomian domestik yang hanya tumbuh di kisaran lima persen selama tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), ternyata tingkat pengangguran dan kemiskinan turun. Dalam RAPBN 2018, pemerintah menargetkan sasaran angka kemiskinan dalam rentang 9,5-10 persen. Demikian pula tingkat pengangguran terbuka juga menyusut di kisaran 5-5,3 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran sempat naik menjadi 6,18 persen pada Agustus 2015 dampak kenaikan harga bahan bakar bersubsidi, tapi pada tahun berikutnya menyusut menjadi 5,61 persen. Lalu pada Februari 2017 kembali turun menjadi 5,33 persen. Demikian pula angka kemiskinan pada September 2015 sempat meningkat menjadi 11,12 persen. Namun, pada tahun berikutnya turun menjadi 10,76 persen. Kemudian pada Maret 2017 kembali berkurang menjadi 10,64 persen.