Ekonomi negara-negara Asia sempat terpukul akibat krisis finansial yang terjadi pada 20 tahun silam yang membuat mata uang dan pasar saham jatuh. Salah satunya karena cadangan devisa yang tidak mampu menopang gejolak nilai tukar. Namun, sekarang Asia jutru menjadi penyangga perekonomian dunia dan juga lebih siap jika terjadi krisis lagi.
Seperti yang dilansir Bloomberg, cadangan devisa Indonesia sebelum krisis finansial Asia, yakni pada 1996 hanya mencapai US$ 18 miliar, namun pada Mei 2017 telah melonjak hampir enam kali lipat menjadi US$ 125 miliar atau sekitar Rp 1.663 triliun. Pada 1996, cadangan devisa Indonesia berada di urutan kelima dari enam negara Asia yang paling parah terkena krisis dan hanya lebih tinggi dari Filipina. Tetapi sekarang berada di posisi keempat di atas Malaysia dan Filipina. Cadangan devisa Korea Selatan yang melonjak paling besar, yakni lebih dari 1.000 persen menjadi US$ 378,5 miliar.
Cadangan devisa negara-negara Asia saat ini mencapai US$ 6 triliun. Dari angka tersebut separuhnya merupakan cadangan devisa Tiongkok. Pada 1996, cadangan devisa negara-negara Asia kurang dari US$ 1 triliun sehingga tidak mampu menahan serangan dari para spekulan, termasuk George Soros.