Sepanjang 2016 PT Bank Permata Tbk mencatat kerugian Rp 6,48 triliun, padahal tahun sebelumnya masih untung Rp 247,11 miliar. Kerugian ini merupakan yang terbesar dan untuk pertama kalinya sejak 2003.
Meningkatnya pencadangan kerugian akibat penurunan aset kredit membuat bank yang memiliki kode BNLI di perdagangan Bursa Efek Indonesia tersebut mengalami kerugian untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir. Namun, kerugian anak usaha PT Astra International tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pergerakan sahamnya di bursa. Pada perdagangan 16 Februari 2017, harga saham Bank Permata ditutup Rp 725 per saham, naik 0,7 persen dibanding penutupan sehari sebelumnya.