Penerimaan Bea Masuk dan Keluar 2011-2015

Ekonomi & Makro
04/08/2016 17:11 WIB
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Melambatnya geliat perekonomian global yang berimbas ke domestik membuat penerimaan bea masuk dan keluar 2015 turun. Penerimaan bea masuk 2015 susut 3 persen menjadi Rp 31,9 triliun dan penerimaan bea keluar bahkan anjlok 65,5 persen tinggal Rp 3,9 triliun. Turunnya kinerja ekspor maupun impor akibat sepinya permintaan dampak dari melambatnya perekonomian membuat penerimaan bea keluar maupun masuk tahun lalu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

Menurut  Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi, yang menjadi penyebab anjloknya bea keluar adalah nihilnya pemasukan dari ekspor komoditas minyak kelapa sawit (CPO). Karena ekspor minyak sawit tidak dikenai bea keluar jika harga CPO internasional dibawah US$ 750 dolar AS per metrik ton. Sementara bea masuk juga turun akibat terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat harga-harga menjadi mahal sehingga para pengusaha lebih memilih menahan diri untuk mengimpor barang. 

Larangan pemerintah terhadap ekspor komoditas lainnya dalam bentuk mentah serta sepinya permintaan global membuat target penerimaan bea keluar pada 2016 juga diturunkan menjadi hanya Rp 2,9 triliun.

 

Data Populer
Lihat Semua