Kesejahteraan para petani di Jawa paling terpukul selama pandemi virus corona Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal 2020. Ini tecermin dari indeks nilai tukar petani (NTP) di lima provinsi Jawa yang mengalami penurunan terbesar dibanding provinsi lainnya sepanjang Januari 2020 - Juni 2021.
Petani di Jawa Barat paling terdampak, terlihat dari NTP di Tanah Pasundan yang merosot 7,6% akibat It petani menyusut 4,81%, sementara Ib justru meningkat 3,23%. Posisinya disusul Banten dengan penurunan NTP sebesar 7,07%, Yogyakarta 5,37%, Jawa Timur 4,76%, dan Jawa Tengah 4,38%.
Sementara, NTP di Kalimantan Barat mengalami kenaikan terbesar 16,52% karena It petani naik 19,3%, sedangkan Ib hanya meningkat 2,2%. Posisi Kalimantan Barat diikuti Bangka Belitung yang NTP-nya meningkat 14,47%, Jambi 12,32%, Sulawesi Barat 9,59%, dan Bengkulu 9,51%.
Adapun, rata-rata NTP secara nasional pada Juni 2021 turun 0,55% menjadi 103,59 poin dibanding 104,16 poin pada Januari 2020. Penurunan ini akibat indeks yang diterima (It) petani hanya naik 2,13%, sementara indeks yang dibayar (Ib) petani meningkat 2,88% pada periode yang sama.
Sebagai informasi, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (Ib) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
(Baca: Nilai Tukar Petani Meningkat Jadi 103,59 pada Juni 2021)