Data Badan Pusat Statistik (BPS) menujukkan, produksi daging domba Indonesia berfluktuasi selama sedekade terakhir.
Pada 2013, volume produksinya mencapai 41,48 ribu ton. Tahun-tahun berikutnya, produksi konsisten meningkat.
Bobotnya mencapai puncak pada 2018, mencapai 82,27 ribu ton. Setelah tahun ini, volume produksi terpantau melesu.
Pada 2019, bobotnya menjadi 70,07 ribu ton. Empat tahun setelahnya, tren produksi di kisaran 50 ribu ton.
Data terakhir pada 2023, produksinya mencapai 52,99 ribu ton.
Berdasarkan daerah penghasilnya, terbesar berasal dari Jawa Barat dengan volume 33,49 ribu ton pada 2023.
Jawa Timur menempati posisi kedua dengan bobot 6,61 ribu ton. Ketiga, Jawa Tengah, sebesar 6,37 ribu ton.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menghentikan sementara penerbitan rekomendasi impor daging domba dewasa atau mutton. Melansir Katadata, tujuan kebijakan itu untuk melindungi peternak di dalam negeri.
"Kebijakan ini diambil untuk melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat akibat tingginya peredaran daging impor murah, khususnya dari Australia," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda dalam keterangan di Jakarta, Minggu (1/12/2024).
Agung menjelaskan, langkah tersebut telah disampaikan dalam pertemuan Kementan bersama para importir. Kebijakan itu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan rakyat.
“Kami memastikan harga daging impor tidak menekan peternak lokal,” ujarnya.
(Baca juga: Impor Daging Domba Disetop, Ini 10 Provinsi Produsennya Terbesar)