Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, volume produksi biji kakao dalam negeri menunjukkan penurunan dalam enam tahun terakhir.
Indonesia memproduksi biji kakao seberat 632.117 ton pada 2023. Volumenya turun 2,84% dibanding tahun sebelumnya yang menghasilkan 650.612 ton.
Secara tren, penurunan produksi biji kakao sudah terjadi enam kali beruntun sejak 2018, seperti terlihat pada grafik.
BPS menyebut, penurunan produksi biji kakao Indonesia ini sejalan dengan menyusutnya luas areal kakao.
"Ini salah satunya disebabkan karena terjadinya alih fungsi lahan ke komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan, seperti kelapa sawit atau tebu," tulis BPS dalam laporan bertajuk Statistik Kakao Indonesia 2023.
Selain itu, rendahnya produktivitas dan kurangnya insentif bagi petani kakao juga disebut mendorong peralihan lahan kakao di Tanah Air.
Adapun berdasarkan struktur produksinya, mayoritas atau 99,88% biji kakao Indonesia dihasilkan oleh perkebunan rakyat.
Lalu perkebunan swasta menyumbang 0,12% produksi dan perkebunan besar negara hanya menghasilkan 0,004%.
(Baca: Provinsi Mana dengan Produksi Kakao Tertinggi pada 2023?)