Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi tebu nasional mencapai 2,27 juta ton pada 2023, naik 5,42% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Tercatat, hanya ada 12 dari 38 provinsi di Indonesia yang menghasilkan tebu pada tahun lalu.
Jawa Timur menjadi provinsi penghasil tebu terbesar pada 2023, dengan volume produksi 1,12 juta ton atau 49,34% dari total produksi nasional.
Posisi kedua dihuni oleh Lampung sebanyak 648,3 ribu ton. Lalu, diikuti Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.
Produksi tebu terendah berada dari di DI Yogyakarta, yaitu hanya 6,1 ribu ton.
Di sisi lain, ada 26 provinsi yang tercatat tak memproduksi tebu pada 2023, di antaranya Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Kemudian, ada Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan yang tak memproduksi tebu sepanjang tahun lalu.
Berikut rincian volume produksi tebu nasional pada 2023 berdasarkan provinsi, dari yang tertinggi hingga terendah:
- Jawa Timur: 1.129.400 ton
- Lampung: 648.300 ton
- Jawa Tengah: 194.600 ton
- Sumatera Selatan: 114.400 ton
- Jawa Barat: 56.000 ton
- Gorontalo: 47.100 ton
- Sulawesi Selatan: 19.900 ton
- Sumatera Utara: 19.000 ton
- Nusa Tenggara Barat: 16.900 ton
- Sulawesi Tenggara: 12.100 ton
- Nusa Tenggara Timur: 7.300 ton
- DI Yogyakarta: 6.100 ton
Tebu merupakan salah satu bahan baku industri gula pasir yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Teranyar, harga gula konsumsi merangkak naik karena tingginya harga pasar internasional. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, Indonesia sendiri masih ketergantungan dengan gula impor sehingga mau tak mau mengikuti harga patokan gula dunia.
(Baca: Harga Gula di Indonesia Naik 20% Sepanjang 2023)