Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 produksi telur ayam ras petelur di Indonesia mencapai 5,57 juta ton.
Volume produksi tersebut meningkat 7,9% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi seperti terlihat pada grafik.
Adapun jika dibandingkan dengan tahun 2000, produksi telur ayam Indonesia pada 2022 sudah melonjak 1.006%, atau meningkat sekitar 10 kali lipat dalam dua dekade belakangan.
Kendati produksi terus meningkat, harga telur ayam di Indonesia cenderung semakin mahal.
Menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, pada Desember 2022 rata-rata harga telur ayam secara nasional mencapai Rp31.108 per kilogram, rekor termahal dalam lima tahun terakhir.
(Baca: Harga Telur Ayam Naik pada Mei 2023, Dekati Rekor Termahal dalam 5 Tahun)
Memasuki tahun ini, tren harga telur ayam masih cenderung tinggi. Samhadi, Wakil Sektretaris Jenderal Persatuan Insan Perunggasan Rakyat, bahkan memprediksi harga telur akan cenderung naik sampai September 2023.
Menurut Samhadi, makin mahalnya harga telur dipengaruhi kenaikan harga jagung untuk pakan ayam dari Rp6.000 per kg menjadi Rp7.200 per kg.
"Jadi harga pakan, terutama jagung yang mahal itu, membentuk biaya produksi yang lebih tinggi dari biasanya, jadi harga telur mahal karena pakan ternaknya juga mahal," kata Samhadi, disiarkan Katadata.co.id, Kamis (25/5/2023).
Samhadi juga menilai, harga naik karena adanya peningkatan permintaan telur untuk program bantuan sosial (bansos).
"Permintaan (telur) naik, di sisi lain memang menguntungkan peternak, tetapi kami tidak bisa memproduksi telur dengan jumlah yang banyak, akibat harga pakannya mahal," kata Samhadi.
(Baca: Harga Beras Naik Lagi, Tembus Rekor Baru Usai Lebaran)