Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, terdapat 217 perusahaan hortikultura yang beroperasi di Indonesia pada 2022. Jumlah itu meroket 88,7% dari 2021 yang mencapai 102 perusahaan.
Terdapat sejumlah komoditas yang dihasilkan atau diusahakan perusahaan. BPS mencatat, paling banyak adalah komoditas buah-buahan, dengan proporsi 31,34% dari perusahaan hortikultura tersebut pada 2022.
Kedua terbanyak adalah komoditas campuran atau mengusahakan lebih dari satu kelompok komoditas sebanyak 25,35% dari seluruh perusahaan hortikultura. Ketiga ditempati oleh komoditas sayuran dengan proporsi 21,20%.
Selanjutnya ada tanaman hias dan biofarmaka dengan proporsi masing-masing 19,82%, dan 2,30%.
Melansir Agrofarm, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut pasar hortikultura Indonesia harus berekspansi. Dalam lawatannya ke Spanyol, dia meminta agar pemerintah negara tersebut membuka akses pasar produk hortikultura RI.
“Kami mengusulkan agar secara paralel kita segera membentuk tim kerja bersama untuk merumuskan langkah peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura Indonesia agar bisa mendominasi pasar global,” kata SYL melalui keterangan resminya, Sabtu (30/9/2023).
SYL meminta agar Menteri Pertanian dan Perikanan Spanyol, Luis Planas Puchades membuat MoU dalam bentuk joint taskforce untuk memajukan sektor pertanian kedua negara. Langkah itu disebut untuk menghadapi ancaman krisis global yang diakibatkan oleh perubahan iklim, tekanan geopolitik serta pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
SYL menjamin, semua produk unggulan Indonesia telah memenuhi persyaratan standar kualitas dan prinsip keberlanjutan yang ditetapkan oleh Komisi Eropa.
“Khususnya minyak sawit, kakao, rempah, dan buah tropis. Saya berharap dukungan Bapak Menteri untuk membantu kami meyakinkan berbagai stakeholder (Spanyol) sangat kami harapkan,” kata SYL.
(Baca juga: 10 Tanaman Hias yang Paling Banyak Dihasilkan Indonesia)