Berdasarkan Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) melalui laman Satu Data Ditjen PHL, Indonesia memproduksi 80,45 ribu meter kubik (m³) kayu olahan jenis kayu gergajian pada September 2024.
Angka tersebut turun 51,91 ribu m³ (39,22%) dibandingkan dengan Agustus 2024 yang mencapai 132,35 ribu m³.
Produksi kayu gergajian terbesar nasional berada di Jawa Timur. Volume produksi di provinsi ini sebesar 25,0 ribu m³, yang berkontribusi sebanyak 31% dari total produksi nasional pada September 2024.
Adapun produksi kayu gergajian terendah berada di Sulawesi Selatan, yakni hanya 22 m³.
Selama periode Januari-September 2024, jumlah kumulatif produksi kayu gergajian di Indonesia mencapai 1,25 juta m³.
Angkanya naik 366,16 ribu m³ (22,66%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative).
Berikut daftar 23 provinsi penghasil kayu olahan jenis kayu gergajian pada September 2024.
- Jawa Timur: 25,0 ribu m³
- Jawa Tengah: 16,07 ribu m³
- Papua: 10,16 ribu m³
- Kalimantan Selatan: 6.710 m³
- Sumatera Utara: 3.663 m³
- Jambi: 2.926 m³
- Papua Barat Daya: 1.993 m³
- Jawa Barat: 1.656 m³
- Riau: 1.604 m³
- Kalimantan Timur: 1.603 m³
- Sulawesi Tenggara: 1.326 m³
- Sumatera Selatan: 1.168 m³
- Kalimantan Utara: 1.074 m³
- Banten: 1.022 m³
- Lampung: 914 m³
- Kalimantan Tengah: 834 m³
- Kalimantan Barat: 757 m³
- Bali: 565 m³
- Papua Barat: 213 m³
- Sulawesi Tengah: 198 m³
- DI Yogyakarta: 118 m³
- Sulawesi Barat: 25 m³
- Sulawesi Selatan: 22 m³
(Baca: Meski Ekspor Meningkat, Industri Kayu Terus Terkontraksi dalam 3 Tahun Terakhir)