Realisasi rasio elektrifikasi nasional hingga Agustus 2017 telah mencapai 91,5 persen. Sementara dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, hingga akhir tahun ini ditargetkan mencapai 93,41 persen dan akan mencapai 100 persen pada 2024.
Di tengah usaha pemerintah meningkatkan layanan listrik masyarakat, masih terdapat dua provinsi yang rasio elektrifikasinya di bawah 60 persen, yakni Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Elektrifikasi di provinsi paling timur Indonesia bahkan hanya mencapai 42,9 persen, artinya baru sekitar 43 persen penduduk Papua yang menikmati layanan listrik. Minimnya infrastruktur serta letak geografis pemukiman menjadi kendala pembangunan pembangkit di provinsi penghasil gas dan emas tersebut. Sedangkan rasio elektrifikasi di NTT 52,9 persen.
Dalam program pembangkit listrik 35.000 MW, pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit sebesar 900 ribu MW untuk wilayah Maluku dan Papua. Dari jumlah tersebut, sebesar 30 persen sudah dalam tahap konstruksi, 12 persen pengadaan, 2 persen kontrak, sementara dalam tahap perencanaan mencapai 56 persen.