Menurut survei Litbang Kompas, mayoritas atau 71,7% responden pengguna transportasi umum (transum) di Jabodetabek pada 2025 juga menggunakan layanan transportasi online dalam mobilitas sehari-hari.
Sementara, ada yang mengandalkan transum dan kendaraan pribadi sebanyak 15,5%. Adapun responden yang tidak mengombinasikan transportasi online karena hanya menggunakan transum saja sebesar 12,8%.
Litbang Kompas menjelaskan, keberadaan ojek dan taksi online di Jabodetabek turut mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Pasalnya, meskipun responden memiliki kendaraan sendiri, tapi 63,9% di antaranya tetap memilih menggunakan layanan transportasi online.
Adapun alasan tertinggi menggunakan ojek atau taksi daring adalah membuat perjalanan menjadi lebih cepat, diikuti adanya diskon atau promo.
Berikut alasan warga Jabodetabek menggunakan ojek atau taksi online pada awal 2025, menurut survei Litbang Kompas:
- Perjalanan cepat: 35,4%
- Ada diskon atau promo: 25%
- Fleksibel (tempat penjemputan dan tujuan bisa sesuai keinginan): 23,7%
- Pemesanan mudah: 21,5%
- Mudah aksesnya: 20,9%
- Harga terjangkau: 19,4%
- Waktu tunggu lebih cepat: 19,1%
- Aplikasi mudah digunakan: 11,9%
- Banyak pilihan pembayaran: 9,2%
- Tidak tersedia moda transum yang sesuai: 8,6%
- Lainnya: 15,4%.
Litbang Kompas melakukan survei wawancara tatap muka pada 14-28 Maret 2025 terhadap 1.000 responden yang dipilih secara purposive di Jabodetabek. Margin of error survei kurang lebih 3,02% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Pelanggan Berat dengan Sistem Potongan dan Biaya Tambahan Ojol)