Capgemini Research Institute mengatakan, transformasi perangkat lunak pada produsen mobil berdampak pada setiap fungsi.
Produsen yang menggunakan perangkat lunak dalam identitas merek mereka pun, disebut telah mengubah kendaraan menjadi platform yang dinamis dan terus berkembang.
“Dalam survei kami, 6 dari 10 perusahaan otomotif menyatakan strategi berbasis perangkat lunak mereka akan mempengaruhi semua atau sebagian besar merek mereka dalam 5 tahun ke depan,” tulis Capgemini dalam The Software-driven Mobility Era: Beyond Vehicles.
Berikut rincian perkiraan persentase merek yang akan terdampak oleh strategi Software-driven Mobility (SDM) dalam 5 tahun ke depan:
- Strategi berdampak pada sebagian besar (>50%) merek: 46%
- Strategi berdampak pada sedikit (<50%) merek: 36%
- Strategi berdampak pada semua merek atau hanya pada 1 merek: 15%
- Strategi tidak berdampak pada merek: 2%
Sebagai informasi, Capgemini menjelaskan SDM adalah semua perangkat lunak yang terkait dengan produk dan layanan kendaraan serta mobilitas. Namun tidak mencakup jenis sistem perangkat lunak lainnya, seperti manufaktur dan rantai pasokan, keuangan, atau pemasaran.
Terkait transformasi perangkat lunak pada produsen mobil, Capgemini menyontohkan, Ford telah mengembangkan platform kendaraan listrik (EV) baru yang hemat biaya dengan sistem operasi (OS) digital terpusat.
Pengembangan tersebut dikatakan telah berlangsung selama 2 tahun terakhir untuk mendukung mobil tipe sedan, SUV, dan pick up.
Menurut Capgemini, hal itu sejalan dengan 81% perusahaan otomotif global yang percaya layanan dan produk berbasis perangkat lunak akan menjadi sama pentingnya dengan kendaraan fisik.
Survei Capgemini berlangsung pada Juni 2025 dan melibatkan 85 perusahaan otomotif dari negara-negara di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pacific sebagai responden. Survei dilengkapi dengan 18 wawancara bersama para pakar industri.
(Baca: Filipina, Negara Tujuan Utama Ekspor Mobil Indonesia 2024)