Harga baterai kendaraan listrik/electric vehicle (EV) berpotensi terus menurun dalam beberapa tahun ke depan.
Proyeksi ini disampaikan Goldman Sachs, perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat (AS).
(Baca: Indonesia Siap Produksi Baterai EV, Ini Negara Pesaingnya)
Menurut data Goldman Sachs, pada 2020 rata-rata harga baterai EV global adalah US$141,1 per kilowatt-hour (kWh).
Harganya kemudian sempat naik sampai 2023, tapi diproyeksikan turun mulai 2024 hingga mencapai US$86 per kWh pada 2030.
"Harga baterai diperkirakan turun rata-rata 11% per tahun," kata Nikhil Bhandari, kepala riset energi bersih Goldman Sachs dalam laporannya (1/11/2023).
Bhandari menilai harga baterai EV bisa makin murah karena adanya penurunan harga bahan baku mineral, seperti litium, nikel, dan kobalt, serta inovasi teknologi.
"Pengurangan biaya baterai dapat menghasilkan harga kendaraan listrik yang lebih kompetitif, adopsi konsumen yang lebih luas, dan pertumbuhan pasar," ujarnya.
(Baca: Tren Baterai LFP Menguat, tapi Baterai Nikel Masih Memimpin)