Menurut data Canalys, perusahaan riset teknologi asal Singapura, sepanjang semester I-2022 ada sekitar 4,2 juta unit kendaraan listrik (electric vehicles/EV) yang terjual di seluruh dunia. Angka penjualan ini naik 63% dibandingkan semester I tahun lalu.
Penjualan kendaraan listrik yang tercatat di sini mencakup kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicles/BEV) dan kendaraan listrik hibrida (plug-in hybrid electric vehicles/PHEV).
Adapun pada paruh awal tahun 2022 Tiongkok menjadi negara asal pembeli kendaraan listrik terbanyak, yakni sekitar 2,4 juta unit. Jumlah ini mencapai 57% dari total penjualan kendaraan listrik global di periode tersebut.
"Ini (Tiongkok) adalah pasar dengan pertumbuhan tercepat," ujar Jason Low, analis utama di lembaga riset Canalys dalam siaran persnya, Kamis (11/8/2022).
Pembeli kendaraan listrik terbanyak berikutnya berasal dari wilayah Eropa dan Amerika Serikat dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Proporsi kendaraan listrik yang dibeli konsumen Eropa mencapai 27% dari total penjualan global, Amerika Serikat 10%, dan gabungan wilayah-wilayah lainnya hanya sekitar 6%.
Riset Canalys juga menemukan bahwa BYD Automotive menjadi produsen kendaraan listrik paling laris sepanjang semester I-2022, dengan pangsa pasar 15% dari total penjualan global.
Di bawahnya ada Tesla dengan pangsa pasar 14%, SAIC Motor 9%, Volkswagen Group 9%, dan Geely 6%. Sedangkan gabungan merek-merek lainnya memiliki pangsa pasar 47%.
Menurut riset Canalys, permintaan kendaraan listrik terus tumbuh sepanjang 2022 seiring dengan munculnya beberapa model EV baru dan naiknya harga bahan bakar.
"Naiknya harga bahan bakar semakin mendorong permintaan, insentif pemerintah juga mendorong konsumen untuk membeli kendaraan listrik," jelas Canalys dalam laporannya.
Canalys juga memprediksi bahwa ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia akan mempengaruhi pesanan kendaraan listrk baru tahun depan.
(Baca: Produksi Mobil Listrik Tesla Turun pada Kuartal II 2022)