Layanan on-demand tercatat memberikan kontribusi terbesar bagi GoTo, yaitu Rp1,66 triliun per 31 Juli 2021.
GoTo yang merupakan hasil gabungan Gojek dan Tokopedia bergerak di tiga segmen bisnis, yaitu layanan sesuai permintaan (on-demand), perdagangan elektronik (e-commerce), dan teknologi finansial (fintech).
Layanan on-demand GoTo dibawahi Gojek yang terdiri dari tiga, yaitu mobilitas (GoRide, GoCar, GoBluebird), pesan antar makanan (GoFood), dan logistik (GoSend, GoKilat).
Segmen e-commerce berkontribusi terbesar kedua dengan Rp625,1 miliar. Segmen e-commerce ini berarti segmen yang didapat dari Tokopedia.
Selanjutnya, segmen fintech berkontribusi sebesar Rp486,5 miliar. Segmen fintech GoTo dibawahi oleh GoFinance yang terdiri dari GoPay, GoPaylater, dan lain-lain.
Segmen lainnya lalu menyumbang sebesar Rp255,83 miliar. Dengan penyesuaian dan eliminasi sebesar Rp506,91 miliar, GoTo mencatatkan total pendapatan bersih sebesar Rp2,52 triliun per 31 Juli 2021.
GoTo melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dan akan mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 2022. Ini merupakan kali kedua perusahaan rintisan berstatus unicorn Indonesia melakukan IPO setelah Bukalapak.
(Baca: GoTo Target Rp17,99 Triliun dari IPO, Ini Rencana Penggunaannya)