Laporan International Data Corporation (IDC) menunjukkan, pasar smartphone di Indonesia kembali merosot pada tahun lalu. Penjualan smartphone di Tanah Air sebanyak 35 juta unit pada 2022 atau turun 14,3% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia mengatakan, penurunan pengiriman smartphone yang terjadi pada 2022 merupakan kali pertama bagi pasar smartphone di Indonesia setelah 13 tahun berturut-turut menunjukkan pertumbuhan positif.
"Faktor ekonomi seperti inflasi, berdampak signifikan terhadap daya beli konsumen, terutama di kalangan masyarakat berpendapatan rendah yang lebih mengutamakan barang-barang kebutuhan pokok,” ujar Vanessa dalam siaran pers, Rabu (15/2/2023).
Selain itu, menurut dia, turunnya pengiriman smartphone di Indonesia dikarenakan ada pergeseran pengeluaran konsumen ke bidang lain seperti perjalanan, sebab orang-orang sudah kembali ke aktivitas sebelum pandemi.
Dari segi segmen harga, Vanessa mengatakan, perangkat di kelompok harga kurang dari US$200 masih mendominasi pasar smartphone RI, dengan kontribusi sekitar 74% dari pasar smartphone Indonesia secara keseluruhan. Namun, segmen ini juga yang paling terpengaruh pada 2022, karena pengirimannya menyusut hingga 19,8% yoy.
Lalu, segmen menengah (US$200 - US$400) dan menengah ke atas (US$400 - US$600) tumbuh pada tingkat gabungan sebesar 3,6% yoy, dipimpin oleh Oppo.
Di sisi lain, perangkat dengan harga lebih tinggi yakni di atas US$600, memiliki kinerja yang lebih baik pada 2022, karena segmen tersebut tumbuh 36,9% yoy, dipimpin oleh Apple dan Samsung.
“Ke depan, IDC mengharapkan (pengiriman smartphone di Indonesia) 2023 datar atau dalam keadaan yang baik, mengalami pertumbuhan rendah satu digit di tengah pertempuran dunia melawan inflasi, pergerakan nilai tukar, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter,” ujar Vanessa.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa ke depannya konsumen akan lebih memperhatikan pengeluaran mereka dan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyusun strategi sambil mengatur ulang pendekatan mereka ke pasar.
Apalagi, ia melanjutkan, segmen kelas bawah cenderung lemah karena peningkatan pengeluaran di area lain. “Di sisi lain, segmen premium diharapkan lebih tangguh karena konsumen menginginkan spesifikasi dan daya tahan yang lebih baik, sementara vendor juga memperluas portofolio mereka dengan harga lebih tinggi,” ujar Vanessa.
OPPO Masih Kuasai Pasar Ponsel RI
Adapun laporan IDC menunjukkan, OPPO masih menempati peringkat teratas dalam daftar lima vendor smartphone terlaris di Indonesia pada 2022.
Pengiriman smartphone asal Tiongkok ini mencapai 7,8 juta unit sepanjang 2022 atau turun 8% yoy dari 2021 yang sebanyak 8,5 juta unit. Meski demikian, pangsa pasar Oppo di Indonesia justru meningkat dari 20,8% pada 2021 menjadi 22,4% pada 2022.
Samsung menempati urutan kedua dengan mengirimkan smartphone sebanyak 7,6 juta unit. Merek smartphone asal Korea Selatan ini satu-satunya yang kinerjanya meningkat di Indonesia, yakni sebesar 5,4% yoy.
Selanjutnya, Vivo menempati peringkat ketiga dengan mengirimkan 6,3 juta unit smartphone atau turun 15,2% yoy. Lalu, Xiaomi mencatatkan pengiriman smartphone sebanyak 5 juta unit dengan penurunan terdalam tahun ini di antara merek lainnya yaitu mencapai 38,6% yoy.
Kemudian, pengiriman smartphone Realme juga menurun 17,1% dari 5 juta unit menjadi 4,1 juta unit pada 2022. Sementara, jumlah pengiriman smartphone vendor lainnya turun 10,2% dari 4,7 juta unit menjadi 4,2 juta unit tahun lalu.
(Baca: Pengiriman Smartphone Global Merosot pada 2022, Terbesar Merek Asal Tiongkok)