Grab mencatatkan pendapatannya sebesar US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,55 triliun pada kuartal II 2021 (kurs US$ 1 = Rp 14.182). Angka ini naik 132% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar US$ 77 juta.
Tercatat, pendapatan Grab paling dominan berasal dari layanan mobilitas, seperti Grab Bike dan Grab Car yang mencapai US$ 118 juta. Jumlah ini tercatat tumbuh 129% secara yoy.
Pendapatan layanan pengantaran mencapai US$ 45 juta atau naik 92% yoy. Sementara itu, layanan usaha dan keuangan Grab tercatat masing-masing sebesar US$ 11 juta dan US$ 6 juta.
Adapun nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) Grab meningkat 62% yoy menjadi US$ 3,9 miliar. Hal ini salah satunya terjadi karena permintaan layanan pengiriman barang atau GrabExpress dan pesan-antar makanan GrabFood yang melesat 58%. Selain itu, order layanan taksi dan ojek online atau ride hailing juga meningkat 93%.
Hingga saat ini, Grab telah beroperasi di lebih dari 400 kota di delapan negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut yakni Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
(Baca: Nilai Transaksi Grab Capai US$ 12,5 Miliar pada 2020)