Menurut riset Oxford Economics, ada banyak usaha kecil-menengah (UKM) di Amerika Serikat (AS) yang bisnisnya terbantu berkat TikTok.
Pada September-Oktober 2023 Oxford Economics menyurvei 1.050 pelaku UKM pemilik akun bisnis TikTok yang tersebar di seluruh negara bagian AS.
Hasilnya, sekitar 86—97% responden mengaku penjualan mereka meningkat setelah berpromosi di TikTok.
Kemudian sekitar 71—88% responden pernah berhasil menjual habis produknya atau sold out setelah berpromosi lewat aplikasi tersebut.
Adapun tingkat keberhasilan promosi ini bervariasi sesuai jumlah followers masing-masing UKM, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Konflik TikTok-Pemerintah AS
Kendati punya kolaborasi yang baik dengan kalangan UKM, kini TikTok terancam terusir dari AS.
Pemerintah AS sedang menyiapkan aturan baru untuk memaksa ByteDance, perusahaan asal China pemilik TikTok, agar melakukan divestasi atau menjual kepemilikan aplikasi tersebut.
Menurut Reuters, aturan itu dipicu kekhawatiran bahwa TikTok membagikan data-data pribadi warga AS ke pemerintah China.
"Selama bertahun-tahun kami telah mengizinkan Partai Komunis China untuk mengontrol salah satu aplikasi paling populer di AS," kata anggota parlemen AS, Marco Rubio, dilansir Reuters (24/4/2024).
"Regulasi baru (AS) akan mewajibkan pemilik TikTok di China untuk menjual aplikasi tersebut. Ini adalah langkah yang baik bagi AS," ujarnya.
Di sisi lain, menurut keterangan yang dihimpun Reuters, ByteDance menolak tunduk.
"Pemilik TikTok, ByteDance, lebih memilih untuk menutup aplikasinya (di AS) ketimbang menjualnya," kata Kane Wu, koresponden Reuters di Hong Kong (26/4/2024).
(Baca: TikTok Shop Gabung Tokopedia, Ini Jumlah Penggunanya)