Jualan Online vs Offline, Mana yang Jadi Prioritas Pelaku Usaha?

1
Adi Ahdiat 06/10/2023 12:46 WIB
Image Loader
Memuat...
Saluran yang Digunakan Perusahaan Rising Brand* untuk Memasarkan Produknya (Oktober 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Kebanyakan perusahaan yang sedang bertumbuh, atau rising brand, lebih fokus berjualan lewat saluran online ketimbang offline.

Hal ini tercatat dalam Beyond the Digital Frontier, laporan riset hasil kolaborasi Katadata Insight Center (KIC) dan perusahaan penyedia layanan social commerce Evermos.

(Baca: Ini Media Sosial yang Banyak Dipakai Konsumen Indonesia untuk Belanja)

KIC melakukan survei kepada 32 perusahaan rising brand yang menyumbang nilai penjualan bruto (gross merchandise value/GMV) terbesar di aplikasi Evermos.

Hasilnya, 91% rising brand itu tercatat memasarkan produk lewat saluran e-commerce, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan sebagainya.

Kemudian 75% memasarkan produk melalui social commerce, seperti TikTok Shop, Instagram Shopping, Facebook Shops, WhatsApp, dan sebagainya.

Sementara, yang menggunakan saluran pemasaran offline seperti distributor, toko ritel, grosir, agen, dan bazar proporsinya jauh lebih sedikit, seperti tertera dalam grafik di atas.

"Jelas terlihat bahwa sebagian besar rising brand memprioritaskan saluran online, menganggapnya lebih penting dibanding saluran offline," kata tim KIC dalam laporannya.

"Kondisi ini membuktikan pentingnya pasar online dalam lanskap bisnis saat ini," lanjutnya.

(Baca: Pengunjung Shopee dan Blibli Naik pada Kuartal II 2023, E-Commerce Lain Turun)

Menurut KIC, kelompok rising brand ini lebih mengutamakan jualan daring karena mereka bisa mengakses pasar yang luas tanpa biaya besar.

Saluran online juga bisa membantu rising brand untuk menjangkau target pasar yang spesifik, karena ada fitur analisis data untuk memahami preferensi pelanggan.

Namun, KIC menemukan bahwa masyarakat Indonesia yang aktif belanja daring masih sangat sedikit, dengan estimasi sekitar 33,4% dari total penduduk.

"Hanya fokus pada saluran online berarti mengabaikan lebih dari separuh konsumen Indonesia," kata tim KIC.

KIC juga menemukan bahwa perusahaan-perusahaan lokal yang mampu mencetak penjualan di atas Rp500 miliar per tahun, umumnya memiliki kinerja pemasaran offline yang lebih kuat dibanding online.

"Meskipun saluran online penting untuk pertumbuhan di era digital ini, market leaders adalah mereka yang memiliki akar kuat di saluran offline," kata tim KIC.

(Baca: Banyak Warga RI Tak Gunakan E-Commerce, Jualan Offline Tetap Penting)

Editor : Adi Ahdiat

Data Populer

Lihat Semua