Katadata Insight Center (KIC) berkolaborasi dengan OMG Indonesia dan TrendWatching untuk merilis laporan Indonesia Middle Class in Motion: Smarter Choice, Wiser Spending di acara Trend Maker Summit 2025.
Salah satu aspek yang disurvei adalah pandangan publik terkait peran algoritma dalam kehidupan sehari-hari.
"Algoritma kini mengkurasi hampir semua yang kita lihat, beli, dan sukai," tulis KIC dalam laporannya.
Tercatat, sebanyak 50% responden merasa algoritma dapat membantu menemukan hal-hal yang mereka sukai.
Lalu 48,5% menilai algoritma dapat menghemat waktu karena rekomendasi yang muncul membuat mereka tidak perlu mencari satu per satu. Diikuti 35,5% responden yang merasa algoritma dapat membuat hidupnya lebih mudah.
Namun, kehadiran algoritma turut menimbulkan kekhawatiran. Sebanyak 24% responden merasa algoritma mengontrol pilihannya dan 20,1% menilai algoritma membatasi hal-hal baru yang bisa ditemukan secara mandiri.
"Orang menyambut algoritma saat mereka membantu, bukan memerintah, ini menyoroti kebutuhan akan sistem digital yang membimbing pilihan sambil tetap menjaga kebebasan," tulis KIC.
Survei ini dilakukan secara online terhadap 463 responden kelas menengah berusia 17–59 tahun yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Para responden memiliki pengeluaran bulanan antara Rp2 juta hingga Rp10 juta per kapita.
Pengumpulan data berlangsung pada 4–13 November 2025 dengan menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI).
Hasil riset lengkap KIC, Indonesia Middle Class in Motion: Smarter Choice, Wiser Spending, dapat diunduh di sini.
(Baca: Pengancaman, Jenis Serangan Digital Terbanyak di RI pada Kuartal III 2025)