Hasil sigi JakPat menunjukkan, sebanyak 71,67% dari 1.423 responden menggunakan aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada April 2024.
Mereka yang menggunakan, mengetahui teknologi itu melalui beberapa saluran informasi. Terbanyak melalui iklan media sosial, dipilih 33% responden. JakPat menyebut, ini setara 1 dari 3 orang yang mengetahui aplikas AI dari sumber tersebut.
Perempuan yang lebih banyak terpapar iklan AI di media sosial, yakni sebanyak 34% dari totalnya. Sementara laki-lakinya sebanyak 31%.
Informasi AI selanjutnya dari rekomendasi orang sekitar, yakni 30%. Perempuan juga yang lebih banyak menerima rekomendasi, yakni sebanyak 37%. Adapun laki-lakinya hanya 24%.
Saluran selanjutnya adalah akun TikTok biasa atau tidak resmi, sebanyak 22%. Disusul akun nonresmi YouTube dan Instagram, masing-masing sebesar 20%.
Akun resmi aplikasi AI tentu menjadi salah satu saluran penyebaran. Namun proporsinya tidak begitu besar, hanya 18%.
Selanjutnya ada yang mengetahui AI dari ulasan orang terkenal sebesar 17%; rating dan ulasan di Google Play atau aplikasi lainnya sebesar 14%; dan akun YouTube resmi sebesar 13%.
Survei Jakpat ini melibatkan 1.423 responden, lalu dikerucutkan menjadi 1.020 responden yang mengaku menggunakan AI. Secara total, responden terdiri atas 52% laki-laki dan 48% perempuan.
Responden berada di Pulau Jawa non-Jabodetabek (50%), Jabodetabek (34%), dan luar Pulau Jawa (16%). Responden berasal dari generasi milenial (29-44 tahun) sebanyak 44%, gen Z (usia 15-28 tahun) 42%, dan gen X (usia 45-50 tahun) 14%.
Survei digelar secara online melalui aplikasi Jakpat pada 10-14 April 2025 dengan margin error di bawah 5%.
(Baca juga: Ini Kekhawatiran Masyarakat RI terhadap Penggunaan AI)