Menurut laporan Status Literasi Digital Indonesia 2021 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center (KIC), masyarakat Indonesia umumnya memiliki tingkat perlindungan keamanan gadget atau perangkat digital yang rendah.
Dari 10 ribu responden yang disurvei, sebanyak 67,3% dinilai memiliki tingkat keamanan gadget rendah, sedangkan yang keamanannya tinggi hanya 32,7%.
Upaya pengamanan perangkat digital yang paling banyak dilakukan responden adalah memasang sandi huruf/angka/pola untuk membuka layar ponsel, komputer, atau laptopnya. Hal ini dilakukan oleh 91,3% responden.
Kemudian yang menggunakan fitur kunci pencocokan sidik jari (fingerprint authentication) hanya sebanyak 36,7%, dan fitur pencocokan wajah (face authentication) 13,5%.
Responden yang memasang fitur antivirus di gadget hanya 6,2%, memasang back-up data 4,3%, dan fitur pencarian perangkat (find my device) 3,4%.
Selanjutnya responden yang memasang fitur enkripsi full disk 2,4%, menggunakan autentikasi dua faktor 2,1%, dan memasang fitur shredder atau fitur untuk menghapus file secara permanen 1,2%.
Sementara itu, ada juga 15,5% responden yang tidak melakukan satu pun hal di atas.
Survei ini dilakukan terhadap 10 ribu responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Kriteria responden berusia antara 13-70 tahun serta pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir.
Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan teknik home visit di area survei. Tingkat margin of error survei ini kurang lebih 0,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca Juga: Literasi Digital Perempuan Indonesia Belum Setara dengan Laki-laki)