Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal melanda perusahaan startup global di beberapa bulan awal 2022.
Mengutip data dari Layoffs.fyi, sampai Mei 2022 startup properti asal Amerika Serikat (AS) Better.com sudah melakukan PHK terhadap 3.000 karyawannya.
Hal serupa dilakukan dua startup AS lain yang sudah melantai di bursa saham, yaitu Peloton yang memecat 2.800 karyawan, dan Carvana memecat 2.500 karyawan.
Kemudian ada startup pendidikan India Unacademy yang telah memecat 1.000 karyawan, diikuti startup transportasi AS Reef yang memecat 750 karyawan.
Gelombang pemecatan ini salah satunya dipengaruhi tren kejatuhan saham perusahaan teknologi sejak awal 2022, yang kemudian membatasi kemampuan modal ventura dalam mendanai startup.
Mengutip data CB Insights, nilai pendanaan modal ventura untuk startup diperkirakan turun dalam dua kuartal berturut-turut pada 2022.
(Baca: Pendanaan Startup Global Diprediksi Menyusut 19% pada Kuartal II 2022)
Layoffs.fyi mengumpulkan data PHK karyawan startup dengan memantau pemberitaan media massa sejak awal pandemi Covid-19 hingga sekarang.
Sejak awal pemantauan Maret 2020 sampai Mei 2022, tercatat ada sekitar 700 startup di seluruh dunia yang telah melakukan pemecatan terhadap 118.645 karyawan.
Sejumlah perusahaan startup Indonesia juga baru saja mengumumkan pengurangan jumlah karyawan pada Mei 2022, di antaranya LinkAja dan Zenius.
Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, PHK dilakukan perusahaan untuk penyesuaian bisnis.
"Penyesuaian organisasi ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi sumber daya manusia pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini," kata Reka kepada Katadata.co.id, Rabu (25/5/2022).
Hal senada disampaikan oleh Zenius. Startup lokal bidang pendidikan ini mengaku melakukan PHK agar dapat beradaptasi dengan kondisi makro ekonomi yang dinamis dan memengaruhi industri.
“Kami melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan," kata Zenius dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Selasa (24/5/2022).
(Baca: Pendanaan Modal Ventura untuk Startup Asia Diprediksi Susut 31%)