Kehadiran teknologi metaverse dianggap mempermudah interaksi sejumlah pekerja di ruang virtual sehingga mereka dapat merasa lebih dekat secara fisik.
Menurut hasil survei Microsoft yang berjudul “Work Trend Index 2022”, sebanyak 52% pekerja siap untuk menggunakan ruang digital di metaverse untuk pertemuan atau kegiatan tim kerja pada tahun depan. Para generasi Z dan milenial menjadi generasi yang paling sering membayangkan dapat bekerja melalui metaverse.
Rinciannya, urutan pertama dengan persentase 51% merupakan dari kelompok pekerja Gen Z. Diikuti oleh kelompok pekerja generasi milenial dengan persentase sebesar 48%.
Kemudian, ada 37% responden dari generasi X yang membayangkan dapat bekerja melalui metaverse. Sementara itu, pada generasi boomers persentasenya hanya 28%.
Kepala Peneliti di Microsoft Research Mar Gonzales Franco mengatakan, avatar dan metaverse membuat orang-orang dapat merasakan seakan mereka bersama meskipun secara fisik terpisah.
Lebih lanjut, Franco menjelaskan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika dibandingkan panggilan audio saja, orang-orang merasa lebih terikat, lebih hadir, dan lebih nyaman saat mereka menggunakan avatar ketika rapat. Selain itu, orang—orang yang berbicara juga bisa melihat bahasa tubuh dengan lebih baik dan percakapan pun terasa lebih alami.
Survei ini dilakukan terhadap 31.000 responden di 31 negara, termasuk Indonesia. Survei yang dilakukan pada 7 Januari-16 Februari 2022 ini menggunakan analisis miliaran produktivitas yang terjadi pada Microsoft 365 dan tren pekerja di LinkedIn.
(Baca: Survei: Banyak Orang Ingin Masuk ke Metaverse untuk 'Ngantor' Virtual)