Bos baru Twitter, Elon Musk, berencana mengenakan tarif langganan untuk akun Twitter bercentang biru seharga US$7,99 atau sekitar Rp125 ribu per bulan.
Kebijakan baru itu tadinya akan diterapkan mulai awal bulan November 2022. Namun, kini pemberlakuannya ditunda sampai pemilu paruh waktu di Amerika Serikat selesai, yakni setelah Selasa, 8 November 2022, waktu setempat.
"Manajer produk Twitter, Esther Crawford, mengonfirmasi bahwa fitur tersebut akan diluncurkan dalam waktu dekat, tapi ia tidak menyebutkan kapan akan dirilis secara resmi," lapor The Verge, Senin (7/11/2022).
Sebelumnya, Twitter mengumumkan bahwa dengan adanya tarif langganan ini akun centang biru (Blue Check) akan mendapat fitur layanan baru, seperti iklan yang lebih sedikit dan prioritas pencarian. Perusahaan telah mengujicoba fiturnya pada akhir pekan lalu dan telah memperbaruinya di aplikasi Twitter untuk iOS di App Store.
Pembaruan fitur Blue Check ini merupakan perubahan besar pertama dari Twitter setelah resmi diakuisisi oleh Elon Musk. Sebelum miliarder tersebut mengambil alih Twitter, akun centang biru tidak dikenai biaya.
Fitur Blue Check pertama kali diperkenalkan Twitter pada 2009 untuk memverifikasi pejabat publik, agensi, artis, atlet, dan individu terkenal lain yang berisiko mengalami peniruan identitas. Namun, fitur ini kemudian digunakan juga untuk memverifikasi bisnis dan merek.
Menurut laporan Statista, saat ini Twitter memiliki lebih dari 420 ribu akun centang biru. Meski jumlahnya terus meningkat sejak 2010, proporsi akun centang biru tak sampai 0,2% dari total pengguna aktif harian Twitter yang mencapai 240 juta akun.
(Baca: Resmi Beli Twitter, Followers Elon Musk Terbanyak Ketiga di Dunia)